Includes high-quality download in MP3, FLAC and more. Paying supporters also get unlimited streaming via the free Bandcamp app.
Purchasable with gift card
name your price
lyrics
KONTRA MUERTA
di kedalaman hutan yang tergelap
dan rawa yang paling senyap
jangan pernah melunak ketika datang senjakala
marahlah pada pudaran sinar
gejolak kawula muda serupa kejang delapan tiga
bergolak gelora rima serupa pembebasan Papua
mengganti pandu dengan gelegar petir
menemukan padanan candu yang membuat Chairil menulis syair
meribak tamsil alasan hidup seorang martir
membaca tafsir graffiti Phase Two dan Zephyr
berpose b-boy stand di atas hamparan pasir
sebelum datang menagih hari filsafat sebagai martil
mengada bersama merakit patahan makna
irama abad bawa jagad serupa Afrizal Malna
mencuri nyala api dari puisi Agam Wispi
hingga kebenaran tak lagi berpihak kepada nisbi
di hari mereka membakar lembaran, kami bakar jembatan
di belakang, dengan ekstasi yang sama di hari pertama
mendengar Bad Brains dengan HeartattaCk di tangan
lewati gelapnya zaman dengan buku dan rekaman
CHORUS
Bakar birama macam Pramoedya bakar sampah
kaki jejak tanah, kepala menengadah
berpantang lalai pantangi hidup terjajah
hingga jasad terkubur enam kaki bawah tanah
inspirasi tak datang dari waktu yang menyerah
yang memberangus risalah atau sudut yang mengalah
jika ada tugas sejarah dari pedang rima sebilah
adalah mencatat semangat zaman dan mencegah
diri merapat ke barisan penyeragam ranah
pantang hidup tanpa marwah, tulis bait tanpa arwah
menggapai transendensi, ambil alih kendali
hidup yang berkubang pada mesin yang berotasi
kenali angkara di antara Thukul menyusun aksara
merancang rencana menyusun kepalan menghias angkasa
hirup kina Harry Roesli saat menulis Malaria
jatuh cinta bersama lembaran Sapardi dan Neruda
pernah kah pula kau dengar gemetar lutut tiran
saat Mentari bersinar dari petikan gitar Abah Iwan?
jantung berdegup kala membaca kisah sepenuturan
Orwell, Rendra, Nyanyian Baru Roem Topatimasang
CHORUS
tepuk tangan bagi mereka yang
menyulut bara dari derai-derai halaman
bagi hari-hari memburu nyawa pada Tetralogi Buru
berguru pada puisi Romomangun di Kali Code
dan membacakan puisi pamflet di depan Koramil
tepuk tangan bagi jalan sepi tengah malam
yang dijajaki mereka yang tak pernah jera
hidup sepenuhnya dan memaknai dunia
Rest in Peace Wahyu Permana
***
Bagian akhir: potongan dari pembacaan puisi "Tidak Hari Ini", di Rumah Cemara, Bandung, 5 Agustus 2018.
credits
released May 25, 2019
Lyrics written by Morgue Vanguard
Music produced by Morgue Vanguard
Gang vocals: Morgue Vanguard, Gndhi, Yansenist Aim
Recorded and engineered by Jay Dawn at Cutz Chamber, Bandung
Cello performed by E Dikara Dhiauddin Djawas, recorded at Pohaci Studio Bandung, engineered by Ibrahim Adi
Mixed and mastered by Hamzah Kusbiyanto
Produced on the MPC1000, “Nosthaigia” documents time spent in Thailand via regional music. Available here in an exclusive color vinyl. Bandcamp New & Notable Apr 24, 2024